Minggu, 21 Agustus 2011

Selamat Menikmati Masalah ..... !!!

Pagi itu, ada sebuah pesan masuk. Dari sahabat jauh. Jauh di mata, namun dekat di hati. Ya , begitulah ukhuwah. Jarak bukanlah penghalang untuk berdekatan, karena sejatinya, Ruh orang-orang beriman, pastilah bersatu. Jarak hanyalah sebuah bumbu yang kemudian membuat Masakan Ukhuwah menjadi lebih nikmat karena rasanya bertambah, RINDU. Apalagi, Rindu ini beda. Bukan rindu nafsu, bukan pula rindu setan. Rindu dalam ukhuwah adalah RINDU Karena Allah. Sejatinya, ingin kusampaikan padamu kawan, Aku Merindukanmu semua, karena Allah. Semoga kelak, kita bisa Merayakan Rindu, bersama penghulu kita, kelak di SurgaNya. Amiin.

Pesan tersebut bernada Galau. Ada ragu yang dipaksakan. Sebenarnya, sahabat saya ini bisa tegar. Namun, sifat alami manusia, selalu mengarah kesana, KELUH dan KESAH. Mari lihat Firman Allah dalam Qur’an Surat Al Ma’arij : Innal Insaana Khuliqo Halu’an ( ayat 19 ). Sesungguhnya, manusia diciptakan dalam keadaan keluh Kesah lagi Kikir. Idza Massahusy syarru jazuu’an ( ayat 20 ).  Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Wa Idza Massahul Khiru Manuu’an (ayat 21). Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Allah adalah Pencipta Kita, karenanya Allah  Maha Tahu tentang thobi’i Kita sebagai manusia. Diberi Nikmat Kufur, diberi Susah Mengeluh. Semoga Kita tidak termasuk dalam golongan ini, Amiin.

Hal ini tidak terdapat pada orang yang beriman. Sabda Nabi, “AJABA LI AMRIL MUKMIN.” “Sungguh ajaib setiap urusan Orang beriman itu.” Mengapa ajaib? Dilanjutkan oleh sang Nabi, “ Ketika diberi Nikmat ia bersyukur, dan itu baik baginya. Dan ketika diberi cobaan, musibah, mereka bersabar. Dan itu baik pula baginya.”

Hadits ini, dan ayat dia atas, merupakan sebuah pilihan. Akankah Kita menjadi Manusia Biasa yang suka keluh kesah atau Orang Beriman yang bersabar serta bersyukur atas semua yang Allah berikan? Silahkan Memilih.

Kembali ke pesan sahabat saya tadi. Pesan tersebut berbunyi, “ Apa yang harus Kita lakukan ketika Kita benar-benar terhimpit masalah?”  Pesan yang masuk di pagi menjelang siang itu membuat dahi saya berkerut. Ya, tidak biasanya ia berkirim pesan seperti itu. Karena sedang agak sibuk dengan pekerjaan, dengan singkat saya Balas, “ALLAH.” Ya, Allahlah tempat kembali atas semua masalah. Karena masalah, adalah alat yang Allah gunakan untuk mendewasakan Kita.

Hidup adalah masalah. Oleh karenanya, jika TIDAK MAU diberi  masalah, silahkan memilih untuk Tidak hidup saja. Bahkan, boleh jadi, ketidak hidupan kita adalah masalah baru itu sendiri.

Hampir setiap kita bermasalah. Sesuai dengan kadar kita tentunya. Karena Allah telah menjamin, “ Tidaklah Allah membebani kamu, melainkan sesuai dengan kesanggupanmu.” (Qs Al Baqoroh : 256 ).  Jadi, masalah yang Allah berikan, adalah untuk kita selesaikan. Karena kita “pasti” mampu ntuk menyelesaikannya. Jangan jadikan masalah itu sebagai penghambat yag akan mengerdilkan diri dan jiwa kita. Namun, sekali lagi, jadikan masalah yang Allah amanahkan untuk mendewasakan Kita.

Semenjak belum terlahir, ketika masih berada dalam rahim Ibu, Kita sudah dihampiri masalah. Begitupun awal kelahiran kita, anak-anak, remaja, dewasa, tua dan setelah mati sekalipun, Kita akan terus ditemani oleh masalah. Karena masalah adalah kehidupan itu sendiri.

Lalu, haruskah kita mencari-cari masalah? Atau, haruskah kita menjadi orang yang bermasalah?

Dalam hal ini, masalah seperti halnya Musuh. Bukan Musuh abadi, seperti halnya setan. Masalah adalah Musuh yang “Sangat Bisa” diajak berdamai. Ia tidak untuk dicari tapi untuk di-teman-kan. Masalah, bukan untuk dicari, melainkan untuk diselesaikan. Karena kehadiran masalah itu pasti, sebagai bagian dari kehidupan yang Allah berikan kepada kita.
Dan masalah yang Allah berikan, pastilah pula diringin sahabat sejati dr masalah itu sendiri : SOLUSI.

Tentunya, dalam menyelesaikan masalah, kita harus bersikap bijak. Carilah solusi berdasarkan panduan Qur’an dan Sunnah.Keduanya adalah panduan hidup yang pasti. Ketika keduanya telah menjadi panduan, Insya Allah masalah bisa mengantarkan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’alaa. Libatkan pula pihak-pihak terdekat untuk membantu menyelesaikan masalah kita. Keluarga, kerabat ataupun sahabat kita. Karena kita adalah makhluk sosial yang tidak mungkin bisa “ BERDIRI SENDIRI”, sehebat apapun kita.

Yang terpenting adalah, kesadaran untuk meminta tolong pada Pemberi masalah, Allah subhanahu Wa Ta’alaa. Ya, jadikan Allah sebagai satu - satunya sandaran atas setiap masalah yang kita hadapi. Jangan lupakan Allah sebagai Sumber solusi atas setiap yang menimpa Kita. Allah, pasti membantu. Apalagi ketika kita menolong agamanya. “ Jika kamu menolong Agama Allah, maka Allah akan menolong kamu dan meguatkan pijakanmu.” ( QS Muhammad ayat 7 )

Terakhir, jangan tumpuk masalah. Selesaikan sesuai prioritas. Selesaikan ketika ia mulai datang. Sehingga ia tidak menyesakkan dada Kita. Kita semua tahu, bahwa, “Sedikit demi sedikit, lama lama menjadi bukit.” Begitupun dengan masalah kita. Ia akan menjadi BUKIT Masalah, ketika kita acuh dan tidak bergerak untuk menyelesaikannya, membiarkannya begitu saja.


Mudah mudahan Allah senantiasa membimbing kita, untuk menyelesaikan masalah yang diberikanNya kepada kita.
Ingat sobat, Masalah pasti bisa kita atasi. Karena ia sebanding dengan kualitas kita. Jadi, Ketika masalah Yang menghimpit kita terasa BESAR. Kemudian kita sudah berdarah-darah menyelesaikan masalah itu, Bisa jadi, kelak Kita akan menajdi ORANG BESAR, Pahlawan yang bermanfaat bagi sesama manusia, terlebih untuk Agama Allah, Al Islam yang kita cintai, Insya Allah.

Mari selesaiakan masalah kita, dengan cara  yang Islami. Ingat juga ya !!! “JANGAN CARI MASALAH.”

Selamat Menikmati Masalah …. Masalah itu Kecil, Tapi Allah maha Besar. Allahu Akbar Walillahil hamd.

Depok, 20 Jumadil tsani 1432 H / 23 Mei 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar