Senin, 22 Agustus 2011

Ramadhan, Displin dan Keberkahan.

Ramadhan adalah salah satu sarana untuk melatih kedisplinan bagi umat islam. Mereka harus disiplin waktu,juga tata cara dalam melaksanakan setiap ibadah yang disyari’atkan di bulan ini. Mulai dari shalat yang harus tepat waktu, berbuka yang semsetinya disegerakan sesaat setelah adzan maghrib berkumandang, tarawih setelah shalat isya’ usai, hingga sahur yang harus dihentikan ketika adzan subuh bergema. Pun, dengan hal-hal lain semisal hubungan halal suami istri yang harus ditinggalkan di siang hari.

Hal ini merupakan pembelajaran yang Allah berikan kepada semua umat manusia, khususnya orang bertaqwa yang melaksanakan segenap ibadah di bulan ini. Muaranya adalah terbentuknya pribadi pribadi Robbani yang senantiasa berpijak kepada Al Qur’an. Yaitu pribadi yang  berkata dan berperilaku sesuai dengan apa yang telah Allah gariskan dan apa yang disunnahkan oleh sang Nabi teladan.

Disiplin, merupakan salah satu sarana kesuksesan. Ia juga menunjang kemanfaatan suatu benda atau makhluk. Salah satunya, terlihat dari seekor binatang bernama Ayam.

Ayam adalah salah satu jenis hewan ternak yang sangat disiplin. Jadwal hidupnya, sangat sesuai dengan karakter alam sehinggat  patut kita teladani.

Mereka bersama anak-anaknya sudah beranjak dari kandang mereka sejenak setelah fajar menyingsing. Mereka bersinergi mencari kehidupan. Cobalah amati mereka! niscaya akan Kita dapati, ketika waktu dhuha baru masuk, temboloknya sudah nampak besar,perutnya sudah penuh sementara binatang lain ada yang baru bangun. Mereka melakukan itu tanpa henti dan sesekali beristirahat dari terik di siang hari. Sejak pagi hingga sore, ia melakukan titah Tuhannya, Bekerja memakmurkan bumi, tanpa mengenal lelah.

Setelah senja menuju peraduannya, merekapun bergegas. Pulang ke markasnya masing-masing. Ada yang memang suka tidur di kandnag yang sudah disiapkan oleh majikannya, ada pula yang sukanya betenger di pepohonan. Tapi, dalam kasus ini, ada jenis Ayam yang harus digiring ketika maghrib menjelang. Ini merupakan jenis Ayam yang tidak tahu diri dan berkecenderungan membangkang, hidupnya tidak disiplin.

Bagi yang suka bertengger di atas pepohonan, hiruk pikuk manusia di bawahnya tidak cukup menarik perhatiannya. Mereka acuh, tak bergeming dan enggan bergabung. Mereka yakin dengan pilihannya. Dan itulah konsekuensi dari kedisiplinannya, terasing dari keramaian yang tidak produktif.

Ketika pagi masih buta, Mereka sudah bangun. Mereka bertasbih, memuji Tuhannya dengan berkokok seraya membangunkan insan-insan yang beriman. Lihatlah aktivitasnya yang satu ini! Mereka tidak pernah absen dan selalu berkokok pada jam yang sama setiap malamnya. Benarlah apa yang dikatakan Rasulullah melalui riwayat Ibnu Mas’ud, “ Jika kamu mendengar kokok ayam di waktu malam, maka berdoalah. Karena sesungguhnya ia melihat malaikat yang turun ke langit dunia.”

Tidaklah heran jika kemudian tepat selepas subuh, mereka sudah bersiap diri bersama anak-anaknya untuk pergi menyambut karunia dari Allah, Tuhan yang telah menciptakan dan mengajarinya.

Ayam, telah mengajarkan kepada Kita akan pentingnya sikap disiplin di sepanjang hayatnya. Maka kita dapati Mereka menjadi bermanfaat bagi alam juga manusia seluruhnya. Dagingnya enak untuk dijadikan lauk, bergizi pula. Organ dalamnya tidak kalah lezatnya, bulunya juga bisa dibuat sebagai hiasan, bahkan kotorannyapun bisa diolah menjadi pupuk kandang yang menyuburkan tanah dan tanaman. Maha Benar Allah dengan FirmanNya, “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Qs Ali Imran 3 : 191)


Ramadhan, adalah bulan keberkahan. Maka, Disiplin adalah sarana untuk meraih keberkahan itu. Disiplin dalam menghambakan diri kepada Sang Maha di Bulan yang Berkah ini. Semoga kita berubah menjadi manusia yang berlimpah Berkah, yang bermannfaat bagi diri juga orang lain, Amiin. Wallahu A’lam Bish Showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar