Selasa, 08 November 2011

Romantisme Tarbiyah ( Sebuah Resensi )

dari Pecinta untuk yang Dicintainya...


Awalnya, aku buta agama. Kemudian Allah membimbingku untuk mengenal sebuah nama, Tarbiyah. Maknanya adalah pendidikan. Pendidikan dalam seluruh aspeknya. Bukan sekedar pendidikan formal di bangku sekolah yang hanya mengejar ijazah. Tarbiyah bukan pula formalitas kosong yang minim makna. Maka, Tarbiyah kumaknai sebagai pendidikan asasi untuk menemukan jati diri kita yang sebenarnya.

Setelah perkenalanku dengannya, dunia serasa indah adanya. Bagaimana tidak kawan? Aku semakin mengetahui eksistensi diriku. Dari mana aku berasal? Untuk apa aku dicipta? Dan bagaimana seharusnya kujalani kehidupan yang dianugerahkan ini? Semuanya kutemukan dalam tarbiyah. Belum lagi keberadaan insan-insan Tarbiyah yang selalu menginspirasi.

Ada seorang ibu dengan 13 orang anak luar biasanya, Sebuah keluarga dengan 10 mujahid pencinta Al Qur’an, Para lelaki parlente yang cinta masjid, Umahat anggun yang menjada diri dengan hijab syar’i, Pekerja kantoran yang taat sholat, Pelajar pas-pasan yang menghargai waktu, Dan Para kuli yang senantiasa bercita-cita menjejakkan kakinya di surga, serta aneka profil lainnya yang sungguh sayang jika dilewatkan tanpa makna.

Maka, mengenal tarbiyah adalah syukur yang tak bertepi. Ketika ukhuwah manis rasanya, ia lebih indah dari pelangi. Ia lebih hangat dari sang surya ketika dhuha, ia lebih sejuk dibanding mata air di tengah sahara. Dalam tarbiyah, ukhuwah adalah perekat yang kelak mengantarkan para pelakunya untuk reuni di surgaNya. Amiin.

Tarbiyah, membuat ukhuwah nampak luar biasa. Ia bukanlah basa basi tanpa arti. Ia benar-benar lahir dari lubuk yang paling dalam. Maka, meski mata tak pernah bersitatap, meski raga tak kunjung jua berjumpa, para pelaku Tarbiyah senantiasa berpelukan hatinya. Berpelukan dalam taqwa, berpelukan dalam rangka mencintaNya.

Bagi anda yang belum kenal Tarbiyah, buku ini, mudah-mudahan, menjadi salah satu  sarana untuk memasukinya. Sebuah buku yang ditulis dengan rasa Cinta. Buku yang lahir ketika rindu berada di puncaknya. Buku yang setidaknya mengajarkan sebuah makna : Bahwa tarbiyah Indah karena cinta tulus para pelakunya.

Buku yang ditulis oleh 43 pelaku tarbiyah dari seluruh penjuru negeri ini, merupakan sebuah karya yang lahir dari rahim Tarbiyah. Ia merupakan hasil dari kegundahan yang tak bertepi. Kegundahan asasi bahwa Tarbiyah adalah Karya. Semoga dari buku ini, kita makin berubah dengan Tarbiyah.

Buku ini, merupakan nyanyian cinta dari para binaan kepada pembinanya. Nyanyian rindu dari para santri kepada ustadznya. Lebih jauh, buku ini adalah doa tulus bagi sesama pejuang kebaikan, agar ia istiqomah hingga penghujung usia pelakunya.

Buku yang diterbitkan bulan Juli ini, terasa lebih bermakna, karena para coordinator naskah telah berdarah-darah hingga buku ini selamat ‘persalinannya’. Semoga Allah memberi balasan terbaik atas semua yang telah dikorbankan. Semoga Allah membalas lunas kepada semua insan yang telah menebarkan kebaikan. Semoga Allah mmeberi ganjaran tunai kepada siapa yang telah berhasil Merahmatkan Islam bagi semesta Raya.

Salam Tarbiyah !!! Semoga negeri ini menjadi lebih berkah karena benarnya Tarbiyah. Tarbiyah yang orientasinya adalah Dakwah, meninggikan kalimatNya. Bukan sekedar banyaknya suara untuk memenangkan kursi sebanyak-banyaknya …


Mari, Rubah diri dengan Tarbiyah… kemudian bersama menikmati tarbiyah. Karena Tarbiyah, Dunia ini indah adanya. Karena Tarbiyah, Akhiratpun terasa dekat, meski fisik masih di dunia. Maka, merugilah bagi mereka yang tidak mau mentarbiyah diri, dalam berbagai macam maknanya…

Allahu Yarham Ustadz Rahmat Abdullah. Semoga Allah lapangkan kubur Beliau.
Allahu Yarham Ustadzah Yoyoh Yusroh, Semoga Allah terima semua amal Shalih Beliau, Amiin.

dimuat di : http://www.dakwatuna.com/2011/09/14400/surat-cinta-untuk-murobbi/

2 komentar:

  1. iyee.. tapi tarbiyah 'jaman dulu' (jamannye ust. rahmat abdulLah) beda ame jaman sekarang.. jaman sekarang udeh banyak yang terkontaminasi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. marilah kta berbaik sangka dan jangan berburuk sangka. dulu dan sekarang sama saja. Alloh SWT tujuan kita. Ingat!!! setan selalu menghembuskan apinya yang membara...... Jazakalloh khoir

      Hapus